Bahanaindonesia.com – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi), beberapa waktu lalu, Selasa (27/09) menggelar unjuk rasa dalam penolakkan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) pada. Unjuk rasa ini setidaknya dihadiri oleh 3.500 orang yang terdiri dari berkisar 1.000 orang Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia.
“Dalam aksi itu kami meminta agar Menteri Pendidikan yang merancang UU tersebut, agar turun dari jabatannya. Aturan yang dibuat itu, begitu melecehkan profesi Guru dan juga Dosen,” tegas Burhanuddin Andi Masse, selaku Orator kala aksi, saat diwawancarai oleh Media Bahana Indonesia, kemarin 29 September 2022.
Pasalnya, menurut Pimpinan salah satu PTs di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) ini, sejak reformasi dan bahkan di era Orde Baru, baru kali ini Aptisi beserta para Pimpinan PTs di seluruh Indonesia, melakukan aksi unjuk rasa.
“Kurang lebih 3.500 orang kami turun meminta Bapak Nadiem agar turun sebagai Menteri. Dan besar harapan kami, agar Presiden Jokowi mendengar tuntutan kami atau kami turun dalam masa yang lebih besar lagi,” tegas Bur (sapaan akrabnya,red) yang menjadi Koordinator dalam aksi itu.
Turut serta dalam pelaksanaan aksi unjuk rasa tersebut, ialah Marzuki Ali sebagai pembina Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Sujatmiko sebagai Ketua Aptisi Pusat.
Dikatakan Bur, keputusan untuk menjalankan aksi penolakan tersebut dikarenakan RUU Sisdiknas dianggap telah mengecam Pendidikan Berbasis Agama serta Serfikasi Guru dan Dosen di Indonesia.
Dia menjelaskan, bahwa pihaknya telah membuka pintu diskusi yang seluas-luasnya dengan pihak Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Namun, tak sekalipun Pemerintah berkeinginan untuk menjawab tawaran yang disampaikan oleh ribuan Aptisi dan Pemimpin PTs yang ada.
“Kami juga meminta Pemerintah untuk dapat segera membubarkan Lembaga Akreditasi Mandiri-Perguruan Tinggi (LAM-PT) yang dianggap menjadi lembaga yang hanya berorientasi pada bisnis,” Ucap Pemilik salah satu Yayasan Sekolah Tinggi di Kota Palu, Sulteng ini.
Berikut 6 tuntutan Aptisi dalam aksi massa 27-29 September 2022:
- Hentikan RUU Sisdiknas yang bersifat sangat liberal.
- Bubarkan LAM-PT yang berorientasi bisnis
- Bubarkan komite ujikom yang tidak sesuai dengan UU dan kembalikan ke Perguruan Tinggi (PT)
- Lakukan audit kinerja penggabungan PTS yang tak kunjung selesai dan perijinan program studi yang sangat lambat. Hal ini merugikan PTS
- Naikkan KIP untuk PTS kecil dan transparan dalam pembagian
- Bubarkan uji mandiri PTN yang dinilai dapat menjadi celah korupsi rektor PTN dan merugikan PTS.
(A. Yuliansyah)