Penjagaan Ketat, Pasien Covid 19 di Palu Bisa Kabur??

PALU – Kaburnya salah seorang pasien positif Corona Virus Disaese (COVID 19) dari pengawasan para perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anutapura Palu, pada Jum’at 19 Juni 2020 kemarin, masih menjadi tanda tanya besar bagi beberapa masyarakat Kota Palu. Hal ini menjadi perbincangan Nitizen yang mengomentari persoalan tersebut di sosial media.

Menyikapi hal itu, Media Bahana Indonesia.com pun langsung menurunkan awaknya untuk melihat situasi RSUD Anutapura, khususnya pada areal bangsal perawatan pasien positif Covid 19.

Berdasarkan hasil pemantauan Media ini, pada pintu masuk areal RS, terdapat sebuah pos penjagaan, dimana pos tersebut mendapat penjagaan ketat dari Satuan Tugas (Satgas) Gugus Covid 2019, yang terdiri dari unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Palu, pihak Kepolisian Kota Palu, pihak TNI dan juga Security (Petugas Keamanan, red) RSUD tersebut.

Tak hanya itu saja, untuk masuk ke dalam Ruang khusus perawatan pasien COVID, tak boleh sembarangan. Dimana, hanya para tenaga medis yang dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) khusus penanganan Covid saja yang dibolehkan.

“Tidak boleh masuk ke dalam pak. Hanya petugas yang bisa. Kalau mau konfirmasi soal pasien kabur, langsung ke pihak management RS pak,” kata seorang Satgas yang berjaga saat ditemui pada Sabtu 20 Juni 2020 sekitar pukul 13.30 wita (siang tadi, red).

Bergeser dari pos penjagaan, awak media ini kemudian, menemui drg. Herry Mulyadi, selaku Plt Direktur RSUD anutapura Palu, di ruang kerjanya.

BACA JUGA : SYR Pasien Covid Positif Viral di Palu, Bisa Kabur 2 Kali dengan Cara Apa?

Pada kesempatan tersebut, diakuinya, kasus kaburnya pasien positif Covid (Syahrir, red), murni adalah sebuah kelalaian pihak RSUD yang dipimpinnya tersebut.

Kasus ini menurutnya, harus dicerna secara profesional jangan ada unsur politik digiring ke persoalan Covid. “Kami ini tenaga Profesional, tugas kami dalam merawat pasien Covid sangatlah berat. Sudah banyak kita saksikan perawat beserta dokter yang gugur akibat Covid 19.

Jadi sekali lagi saya tegaskan, kamilah yang bertanggung jawab atas masalah ini, bukan Walikota,” tegas Herry di ruang kerjanya. Hal ini dituturkan Herry, demi mengantisipasi apabila persoalan dimanfaatkan untuk isue politik.

BACA JUGA : Drg Herri Muliady : Dana Sumbangan Pak Syahrir Ada Dibendahara Akan Tetap Kami Kirimkan

Sebab diketahui bersama, dalam waktu dekat ini, ajang pesta demokrasi dalam hal Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Palu, akan segara digelar.

“Tapi syukurlah, sejauh ini tak ada yang menggiring ke ranah politik. Ini memang murni kelalaian kami di lingkup kerja,”

Lebih lanjut dijelaskannya, saat kaburnya pasien Syahrir, tak ada seorang pun perawat dan petugas keamanan yang melihatnya.

Dia (Syahrir, red), kabur melalui pintu belakang, dimana pada bagian itu, masih terdapat celah untuk keluar, diakibatkan adanya reruntuhan bangunan pasca gempa di Palu 2018 silam.

“Jadi, seluruh pasien Covid yang di rawat di sini, selain petugas perawat (medis, red), tak ada yang mengenali mereka (pasien, red). Petugas keamanan, tak sedikit pun mengetahui identitas seluruh pasien, apalagi muka para pasien covid,” jelasnya.

Itulah yang menjadi alasan, lanjut Herry, kenapa pasien tersebut lolos dari pihak petugas keamanan. “Mereka bukan penjahat, tapi mereka pasien yang sakit dan harus diobati. Jadi, demi kenyamanan pasien, kami tidak memberi tahu identitasnya, biar tidak menjadi beban psikis dan moral para pasien.

Dan terkait metode perawatan, kami pun tidak bisa memberlakukan mereka seperti penjahat. Pada pintu bagian depan bangsal Covid, kami memang sengaja untuk tidak menguncinya, mengingat bencana gempa yang sewaktu waktu bisa terjadi,” katanya panjang lebar.

Ironisnya, ucapan Herry tak sesuai dengan kenyataannya. Alih – alih tak memberlakukan pasien seperti penjahat, berita Syahrir sang pasien Covid 19 yang kabur itu pun langsung menggemparkan warga Kota Palu.

BACA JUGA : Pasien Covid 19 Kabur lagi, Sekjen LPHPN Minta Walikota Palu Mencopot Plt Direktur RSUD Anutapura

Tak hanya Kota Palu, kabar ini pun telah menjadi perhatian di wilayah Provinsi Sulsel. Terbukti dengan maraknya postingan tentang Identitas Syahrir yang kabur dari perawatan positif Covid di medsos.

(Adrian)