Masifkan Persiapan Kegiatan Diskusi Publik, FGD Buol Sowan Kapolres

BUOL, BAHANA-INDONESIA – Panitia FGD (Forum Group Discussion) menghadap Kapolres Buol dalam rangka evaluasi kegiatan diskusi yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu mendatang dengan Tema ” Literasi Kesehatan Reproduksi Terhadap Edukasi Remaja”

Dalam Kesempatan itu Kapores Buol, AKBP Budi Priayanto menyampaikan, bahwa pada awal masa remaja, banyak anak dari keluarga-keluarga yang retak telah tersandung ke dalam sarang lebah malapetaka kaum remaja termasuk nilai-nilai yang merosot.

Tingkah laku seksual terlampau dini, penggunaan obat-obat terlarang dan tindakan kejahatan. Ada pula sejumlah bukti, meskipun tidak begitu kuat, bahwa anak-anak dari keluarga-keluarga dengan tingkat konflik dan perceraian yang tinggi mengalami lebih banyak depresi, kecemasan dan menarik diri.

“Tidak dapat disangkal bahwa anak-anak menjadi sedih dan bila mereka menyaksikan perkelahian orang tuanya.” ujar Kapolres, Kamis 22/08/2019 di Kantin Mapolres Buol.

Selain itu sambungnya, faktor yang paling berat dalam kasus perceraian adalah bagaimana memberikan pengaruh dan bagaimana memulihkan kembali hubungan yang baik dan stabil, menciptakan keakraban bagi kedua orang tua. Pengaruh orang tua dapat menciptakan kekuatan pada diri anak.

LIHAT JUGA  Polda Sulteng Permudah Layanan Dumas, Lapor Polisi Nakal Kini Bisa Lewat HP

“Penggaruh ini akan tetap bertahan sampai 5 tahun berikutnya. Kebiasaan mengunjungi masih penting bagi sebagian besar remaja. Meskipun demikian, kasus perceraian itu tetap membawa dampak dalam perkembangan sosial dan emosi remaja,” jelas AKBP Budi.

Dia menambahkan, banyak para peneliti menemukan bahwa anak yang diasuh satu orang tua akan jauh lebih baik dari pada anak yang diasuh keluarga utuh yang diselimuti rasa tertekan. Remaja akan membutuhkan dukungan, kepekaan, dan kasih sayang yang lebih besar untuk membantunya mengatasi kehilangan yang dialaminya selama masa sulit ini.

Mereka mungkin akan menunjukkan kesulitan penyesuaian diri dalam bentuk masalah perilaku, kesulitan belajar, atau penarikan diri dari lingkungan sosial.

“Olehnya dengan kegiatan semacam ini sangat kita apresiasi artinya pemerintah tidak bisa menutup mata, agar kedepan remaja tidak kehilangan minat untuk pergi dan mengerjakan tugas-tugas sekolah, bersikap bermusuhan, agresif depresi, dan dalam beberapa kasus ada pula remaja yang nekat mengakhiri hidupnya,” pungkas Kapolres mengakhiri.

Ditempat yang sama Ketua Panitia Kegiatan FGD Wahyu Ramadhani yang didampingi Sekretaris Andi Dedi Irawan, menyampaikan terimah kasih penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Polres Buol yang sudah banyak membantu kegiatan ini.

LIHAT JUGA  Polri Hadir untuk Gizi Anak Bangsa, Kapolda Tinjau SPPG

Selama ini urainya, Polres Buol selalu membangun hubungan kerjasama yang sinergis dengan dunia pendidikan dalam rangka pembinaan pelajar agar mereka tidak terjerumus ke arah tindakan kejahatan, seperti penyalahgunaan narkoba, miras, tawuran pelajar dan kenakalan lainnya.

“Polres Buol terus bersama dengan semua kegiatan kemasyarakatan untuk adakan pembinaan maupun sosialisasi lainya terkait dengan kenakalan remaja saat ini,” ungkap Wahyu.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kemitraan antara Polres Buol dan pihak organisasi kemasyarakatan semakin erat dan tidak segan-segan Pihak sekolah meminta bantuan kepada Polisi dalam rangka membina kepada remaja agar terbebas dari pelanggaran hukum sebagaimana harapan dan tujuan kita bersama.

” Kapolres Buol Selama ini sangat peka dan orang sangat loyal serta bijaksana dalam menerima kami semua organisasi kemasyarakatan yang ada di negeri ini beliau tidak sungkan- sungkan membantu kami,” Imbuhnya.

(Basri)