Diduga Gangguan Jiwa, Pria ini Aniaya Ayah Kandungnya Hingga Tewas

SIGI – Masyarakat Desa Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu jelang malam sekitar pukul 18.00 wita digegerkan dengan kabar tewasnya salah satu warga, (29/08/2020).

Informasi yang dihimpun media ini dilapangan, tewasnya pria ini diduga akibat penganiayaan yang dilakukan seorang anak kandung (Lk.M) umur 39 tahun terhadap ayah kandungnya sendiri (Lk.Mkn) yang berusia 65 tahun.

Berdasarkan keterangan istri korban Ny. Arida, pada saat kejadian itu didalam rumahnya, hanya mereka bertiga, terduga pelaku (Lk.M) dan korban (Lk.Mkn).

Dalam cerita singkatnya, kata Ny. Arida, awalnya korban selesai shalat magrib langsung ke ruang dapur untuk makan malam. Pada saat itu terduga pelaku pulang dari mengurus hewan (sapi) peliharaannya dan langsung menuju ke dapur.

Ny Arida yang saat itu berada diruang tamu, tiba – tiba mendengar suara gaduh pertengkaran didapur. Dirinya pun langsung bergegas masuk ke dapur bermaksud untuk mendengarkan apa yang terjadi, setibanya didapur ia kaget melihat suaminya sudah bersimbah darah.

Ny. Arida berteriak minta tolong kepada tetangga namun para tetangga takut untuk mendekat karna pelaku masih dalam keadaan emosi dan memegang sebilah alat tajam (parang). Beberapa saat setelah pelaku keluar dari rumah barulah tetangga mendekat, langsung mengurus korban untuk di bawah ke Rumah Sakit Torabelo di Sidera. Namun dalam perjalanan korban hembuskan nafas terakhir karena kehabisan darah.

Dalam keterangannya kepada awak media ini, Ny Arida sebagai istri korban yang juga ibu kandung terduga pelaku menyatakan, berdasarkan riwayat kepribadiannya terduga pelaku, pernah masuk rumah sakit jiwa di Mamboro pada tahun 2010 silam karna gangguan jiwa. Dan selama ini masih aktif konsumsi obat penenang.

Hal ini dibenarkan oleh warga setempat, Daud dan Ramadan kepada media ini, menuturkan bahwa terduga pelaku terganggu kejiwaannya, mereka menceritakan bahwa dua malam terakhir sebelum kejadian penganiayaan terhadap Ayah kandungnya, terduga pelaku terlihat gelisah.

“Kami sempat tegur kenapa tidak pakai baju sudah tengah malam, ia menjawab saya tidak suka pake baju,” ucap Ramadan dan Daud.

Sehingga ketika mereka mendengarkan terduga pelaku menganiaya Ayah kandungnya, mereka berdua bergegas menuju rumah korban. Kemudian membujuk dan menenangkan pelaku agar tidak mengamuk lagi. Sehingga anggota Bhabinkamtibmas Desa Pandere Bripka Safrudin dengan mudah memborgol tangan terduga pelaku, kemudian diantar ke Polres Sigi untuk diamankan, cerita Duad dan Ramadan saat ditemui di Desa Pandere.

Saat ini korban sudah dirumah duka, setelah dijahit sambung, karena beberapa organ tubuh korban nyaris putus karena tebasan parang pelaku.

Hingga berita ini ditayangkan, media ini belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak Kepolisian Resort Sigi.

(Hasan).